Minggu, 23 Maret 2014

Fixed Mindset vs Growth Mindset - Nur Agustinus


Salam entrepreneur UC Onliner..
Dalam minggu pertama ini kita bahas tentang mindset. Mengapa mindset itu penting? Sudah dijelaskanoleh para narasumber yang lain. Para entrepreneur yang sukses selalu mengatakan bahwa mindset itu adalah satu hal yang sangat penting. Ada sebuah buku yang sangat menarik yang berjudul dengan Change Your Mindset, Change Your Life. Pengarang buku ini Carol S. Dweck, mengatakan ada dua jenis mindset. Pertama adalah mindset yang bersifat tetap atau fixed mindset, dan growth mindset. Apa bedanya? Mari kita simak bersama-sama.
Dua mindset yang dijelaskan oleh pengarang buku ini yaitu Fixed Mindset dan Growth Mindset, apa bedanya? Pertama, orang yang mempunyai fixed mindset itu ciri-cirinya biasanya orang itu selalu berusaha untuk sempurna dan biasanya juga takut untuk gagal sehingga dia merasa bahwa dirinya sudah seperti itu, harusnya seperti itu. Ini berbeda dengan seorang yang memiliki mindset untuk bertumbuh di mana dia terus menerus ingin belajar, selalu ingin mencoba, dan memiliki kualitas untuk yang selalu ditempa, artinya dia selalu menempa dirinya menjadi lebih baik, dan lebih baik.
Ini adalah perbedaan. Kita bisa melihat dua tipe orang ini yang menunjukkan mana yang fixed mindset dan mana yang growth mindset. Kita tahu ada banyak sekali dalam pembahasan tentang gelas yang berisi air namun hanya setengahnya saja. Ada orang yang mengatakan ini air atau gelas berisi setangah penuh, atau setengah kosong? Ini juga membedakan minset orang tersebut. Orang yang mengatakan setengah penuh, berbeda dengan yang mengatakan setengah kosong. Ada sebuah cerita lain yang berhubungan dengan mindset ini. Mungkin kita pernah tahu bahwa gajah di sirkus atau mungkin di kebun binatang itu hanya diikat oleh tali dan dipasang di sebuah pasak. Sebagai seekor gajah yang sangat besar tentunya dia sangat mudah sekali untuk melepaskan dirinya dari ikatan itu. Tapi karena gajah itu sudah dari kecil dia diikat seperti itu dan dia tidak bisa bergerak karena masih kecil, ketika makin besar, makin besar, dia tetap merasa bahwa dirinya tidak bisa bebas. Ini adalah mindset juga. Gajah yang sedemikian besar, hanya dengan seutas tali yang kecil takhluk. Dia tidak bisa, tidak punya keberanian untuk membebaskan dirinya.
Ada banyak cerita lain.Perumpamaan-perumpamaan seperti seekor anak elang yang dirawat atau hidup di antara anak-anak ayam. Dia tidak tahu bahwa dirinya adalah seekor elang. Dia melihat elang di langit, oleh teman-temannya atau saudaranya yang lain dikatakan, “Hati-hati dengan elang di atas itu, dia akan mengambil kamu dan memakan”. Padahal dia adalah elang. Dan dia tidak akan pernah bisa terbang karena dia berada di kumpulan para anak-anak ayam itu.
Bagaimana kita mengubah mindset? Inilah yang dijelaskan oleh Carol dalam bukunya mindset, bahwa kita harus punya mindset betumbuh. Ada orang yang mengatakan bahwa kecerdasan itu sifatnya tetap, tidak berubah. Orang yang dengan mindset bertumbuh punya keyakinan yang berbeda. Dia yakin bahwa kecerdasan itu bisa berubah. Dia yakin bahwa dengan pengalaman, dengan belajar, semuanya bisa berubah. Yang penting adalah sebuah dorongan hati ingin berubah. Karena tanpa itu perubahan juga tidak akan terjadi.
Kalau kita lihat dalam gambar slide ini, orang-orang yang memiliki fixed mindset atau mindset yang tidak mau berubah, bisanya mereka selalu menjauhi atau menghindari tantangan. Sangat mudah sekali untuk menyerah. Ada hambatan sedikit sudah langsung menyerah. Dan buruknya, kalau dia dikritik, cenderung diabaikan atau cenderung tersinggung. Dan kalau ada tugas, dia akan cenderung  memilih tugas-tugas yang mudah. Cenderung defensif, seperti saya sebutkan tadi mudah tersinggung. Dan yang lebih buruk, berbuat curang. Ini berbeda dengan orang yang memiliki mindset untuk bertumbuh. Ada hal yang buruk pada orang-orang yang selalu mengalami kesuksesan yaitu justru orang-orang ini takut mengahadapi resiko. Mengapa? Karena mereka tidak terbiasa mengahadapi kegagalan. Banyak orang-orang yang di level, “Kamu itu orang-orang yang hebat, jenius, rajin”. Justu dalam hal keentrepreneuran mungkin akan mengalami hambatan karena orang-orang ini justru takut mengahadapi resiko, takut berusaha atau takut sampai dia kemudian dianggap tidak lagi pintar. Ini adalah sebuah hambatan. Termasuk salah satu bentuk dari sebuah fixed mindset.
Padahal seorang entrepreneur itu perlu mengembangkan sikap berani mengambil resiko. Tentunya yang terukur. Berani untuk mengubah. Artinya dia tidak mau sekedar hanya itu-itu saja. Memberikan sebuah harapan entah bagi dirinya sendiri, keluarganya orang lain, masyarakat, bangsa, bahwa dengan apa yang dia lakukan bisa membawa sebuah perubahan. Ini adalah hal-hal yang dibutuhkan atau harus ada pada seorang yang memiliki mindset bertumbuh. Orang-orang dengan minset bertumbuh mempunyai sikap yang persistance terhadap usahanya. Dia tidah mudah menyerah. Dia belajar dari kritik-kritik yang dilontarkan kepadanya. Kritik bukan dianggap sebuah serangan, tetapi jusutru memacunya untuk introspeksi menghasilkan yang lebih baik karena dia tidak menjauhi tantangan, tetapi justru dia menghadapi tantangan itu dengan lebih baik.
Bagi orang yang memiliki mindset untuk bertumbuh, kecerdasan itu merupakan hasil dari tempaan hidup dan selalu punya keinginan untuk mempelajari hal yang baru sehingga dia tidak mau hanya itu-itu saja. Dia tidak mau terikat dalam keadaan yang status quo. Dia selalu cari tantangan. Dia adalah pekerja yang keras dan ia bangga katanya. Kalaupun dia mengahadapi kegagalan, berbeda dengan orang yang mempunyai fixed mindset, atau mindset yang tidak mau bertumbuh, yang cenderung dia sendiri menyalahkan orang lain atau pihak lain, atau mengatakan bahwa ini bukan salahku, tapi orang yang memiliki mindset bertumbuh, dia selalu berkata atau berintrospeksi “Apa yang bsia saya pelajari dari pengalaman ini?”. Ini bedanya.
Nah, UC Onliner, bukankah kita ingin menjadi sosok yang memiliki mindset bertumbuh? Sebab kita jangan terkungkung dalam sebuah mindset yang tidak bertumbuh. Kita harus yakin bahwa kita memang mau menjadi lebih baik. Artinya, kita percaya bahwa hidup kita itu tidak sekedar ini-ini saja. Kita percaya bahwa sesuatu itu bisa kita raih dengan ebih baik. Kita percaya bahwa kita bisa mengubah diri kita. Kita percaya bahwa kita bisa belajar dari pengalaman. Itu sebabnya gagal sepuluh kali, bangkit sebelas kali. Dan kegagalan itu kita hadapi dengan sikap yang positif, artinya apa yang bisa kita pelajari. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama.
UC Onliner, tentu ada banyak orang yang memiliki yang tidak mau berubah. Walaupun ada yang mewujudkannya dalam sikap yang angkuh misalnya. Tapi kadang-kadang juga ada yang negatif. Misalnya gini, ketika dia mengalami kegagalan dia akan mengatakan, “Ya, saya ini memang bodoh. Saya ini memang tidak bisa”. Nah, sebagai seorang yang ingin bertumbuh, jangan melakukan hal itu. Kita harus bisa mengubah. Memang kita mungkin melakukan kesalahan, tapi jangan terpuruk atau jangan kemudian mengulang-ulang, “Ini adalah salahku”. Atau mungkin sebaliknya, “Ini bukan salahku”. Tapi apa yang bisa kita pelajari supaya kita melakukan perbaikan, perbaikan, dan perbaikan.
Inilah yang dikatakan oleh Carol S. Dweck, dalam bukunya. Bahwa, kalau kita bisa mengubah mindset kita, kita bisa mengubah hidup kita. Kita yakin kalau kita ditanya apakah Anda tidak ingin bertumbuh? Apakah usaha Anda tidak ingin lebih besar? Semua orang akan menjawab, “Ya, saya ingin lebih besar. Saya ingin menjadi lebih baik”. Tapi kadang-kadang kita itu terkungkung sendiri oleh mindset kita. Mindset inilah yang membatasi. Kita tahu bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri. Kalau itu kita sudah paham. Tapi, kita juga kadang-kadang acah tak acuh atau membiarkan diri kita terbawa oleh musuh besar kita itu sendiri. Bagaimana kita melakukan perubahan? Bagaimana kita mempunyai mindset untuk bertumbuh?
Dalam buku ini juga dikatakan kalau kita memiliki mindset yang bertumbuh, kita akan bisa meraih sukses. Tentu sekali lagi, bukan hal yang mudah. Karena mengubah mindset itu juga tidak segampang yang diomongkan dalam banyak seminar, training, atau banyak motivasi-motivasi, tetapi kalau kita punya keyakinan dan punya keinginan yang sangat besar, sangat sungguh-sungguh, maka itu akan pasti bisa. Saya ingin memberikan satu contoh dalam buku ini dikatakan bahwa salah satunya adalah rasa malu. “Rasa malu yang dimiliki manusia dapat mencegah mereka dari upaya mencari teman dan mengembangkan hubungan”. Padahal kita tahu sebagai seorang entrepreneur, perlu kita itu menjalin network.
Nah, ada orang yang kemudian mengatakan bahwa, “Ya, saya ini memang tidak bisa berteman dengan orang lain, saya ini memang tidak bisa memulai percakapan”. Ini adalah contoh fixed mindset. Dia merasa bahwa dia sudah sejak lahirnya atau ketika dia saat ini tidak bisa membuat sebuah hubungan dengan orang lain. Padahal kalau kita punya growth mindset, atau mindset yang bertumbuh, kita punya keyakinan bahwa kita bisa mengubah diri kita, kita bisa melatih diri kita untuk menjadi lebih percaya diri, lebih berani menjalin sebuah hubungan, sehingga kita bisa lebih sukses dalam berentrepreneur.
Kita tahu contoh yang lain, Einstein, fisikawan terkemuka, ketika masih kecil atau masih sekolah gurunya mengatakan bahwa, “Ah, kamu itu mana bisa sukses? Wong nilai pelajaranmu jelek”. Tapi Einstein membuktikan bahwa itu tidak benar. Dia bisa berubah. Kalau seseorang punya mindset bertumbuh, dia bisa berubah. Itu prinsip yang penting. Artinya apa? Seringkali kalau kita punya bisnis dan kemudian bertemu dengan teman, terutama dengan teman lama yang sudah lama tidak berjumpa, kemudian melihat bahwa kita sudah sukses berbisnis dan kemudian dia mengatakan bahwa, “sebetulnya kalau saya lihat kamu itu bisa lho lebih sukses dari sekarang”. “Ah, buat apa? Sekarang saya merasa sudah cukup”. Berarti kembali lagi fixed mindset. Tapikalau kita yakin bukan sekedar kita cari untung lebih banyak, lebih banyak, lebih banyak. Bukan. Tapi bagaimana kita punya mindset bahwa kita ini adalah manusia yang selalu bertumbuh, itu lah yang penting. Mindset bertumbuh itu akan membawa pengaruh pada keentrepreneuran kita membawa usaha kita menjadi lebih besar. Lebih besar berarti juga membawa manfaat buat orang lain.
Inilah intisari dari bagaimana kita mempunyai mindset yang bertumbuh. Satu hal yang sangat penting bagi seorang entrepreneur yang ingin mengembangkan usahanya.
Sebelum kita akhiri review minggu pertama ini, ada sebuah video yang ingin saya sampaikan supaya dapat kita lihat bersama apa perbedaan antara fixed mindset dengan growth mindset secara multimedia. Saya Nur Agustinus, Semoga pembelajaran minggu ini bermanfaat bagi kita semua. Salam Entrepreneur..


: Intentions to Growth - Antonius Tanan


Salam entrepreneur UC Onliner..
Kami berharap UC Onliner menikmati inspirasi dari pak Ciputra, dari pak Dahlan, dari pak Sudhamek, dan juga dari pak Sandiaga Uno. Keempat orang itu sudah pernah membesarkan usaha lebih dari 100 kali dan membesarkan usaha merupakan keahlian yang sudah melekat dalam diri mereka karena sudah sering dilakukan. Saya ingin menyimpulkan bahwa mereka semua mengatakan bahwa untuk membesarkan usaha mulai dari diri sendiri. Mereka mengatakan mulai dari mindset kita. Mulai dari diri kita sendiri mempunyai kehendak yang kuat untuk membesarkan usaha. Pak Sandiaga mengatakan, “jangan berada dalam comfort zone”. Beliau juga mengatakan “Jangan jalan di tempat”. Pak Ci juga mengatakan hal yang serupa. Harus ada keinginan yang kuat dari dalam diri kita.
Pertanyaannya, bagaimana supaya kehendak untuk membesarkan usaha itu besar di dalam diri kita? Menggelora di dalam diri kita. Untuk menjawab pertanyaan ini, saya ingin berbagi kepada UC Onliner apa yang dikatakan oleh teori. Kenapa kita menggunakan teori? Tujuan daripada teori adalah untuk menjelaskan, untuk menolong kita untuk memahami sebuah fenomena sosial. Darimana dilahirkan teori? Teori dilahirkan dari sebuah kajian dan juga riset. Jadi, ketika kita menggunakan suatu teori, sebenarnya kita belajar dari kesalahan orang lain dan belajar dari kesuksesan orang lain. Jadi dengan kita mengambil suatu teori, kita mempercepat proses belajar kita. Namun, saya juga ingin tambahkan satu fenomena sosial dari berbagai sisi. Oleh karena itu teorinya mungkin tidak hanya satu. Sehingga setelah saya mencoba menjelaskan dari sisi sebuah teori, maka pak Nur Agustinus juga akan menjelaskan dari teori yang lain.
Teori yang akan saya jelaskan kepada UC Onliner bersal dari textbook ini. Judulnya Understanding The Entrepreneurial Mind. Nah, sekarang mari kita lihat gambar dari teori itu di sebelah saya. Di sini dikatakan bahwa Intention, saya menulis dalam bahasa Indonesia di sini sebagai kehendak. Itu adalah gabungan dari Desirability atau keinginan dan Feasibility atau kelayakan. Sejauh mana apa yang ingin kita lakukan layak atau tidak. Kalau kehendaknya ingin besar, harus ada gabungan dari kedua hal itu. Sehingga saya coba menggambarkan dalam dua buah lingkaran.
Ada lingkaran keinginan, ada lingkaran kelayakan atau kesanggupan. Yang di tengah itu kehendak. Jadi, kalau kehendaknya ingin kuat, alternatif pertama, Keinginannya dibesarkan. Pertanyaannya, bagaimana caranya? Saya memperbesar keinginan saya untuk memperbesar usaha, untuk meluaskan usaha. Usul kami, buka hidup kita terhadap inspirasi-inspirasi dari pada entrepreneur yang sudah berhasil. Baca riwayat hidup mereka. Lihat usaha mereka. Pelajarai pengalaman hidup mereka. Kelilingi dengan orang-orang yang menginspirasi Anda menjadi Entrepreneur. Perbesar keinginan adalah melalui inspirasi.
Yang kedua, bagaimana cara meningkatkan kesanggupan kita sehingga waktu kita melihat sesuatu, kita merasa ini layak dilakukan. Ada dua hal menurut pendapat kami. Yang pertama, perbesar informasi kita. Informasi apa? Informasi tentang hal yang ingin Anda lakukan. Kalau Anda ingin melakukan usaha tentang kuliner, Anda harus paham banyak tentang kuliner. Harus bisa membedakan makanan yang enak denga yang tidak enak. Makanan yang dicari orang dengan yang tidak dicari orang. Dan kedua, Anda juga harus tahu informasi tentang industrinya. Berapa besar marketnya. Orang kelompok ini suka makanan apa. Kenapa mereka suka ini. Kenapa mereka berani membayar dengan harga mahal. Di daerah yang lain mungkin makanan yang lain. Berapa besar pasarnya. Berapa banyak bertumbuhnya. Dalam satu tahun bertumbuh berapa persen. Kenali industrinya,bukan sekedar kenali subjeknya. Itu yang pertama tentang informasi. Dan yang kedua, kenali ilmunya. Khususnya ilmu entrepreneurshipnya. Bagaimana Anda mengentrepreneurkan bidang ini. Pelajari itu. Dengan Anda hadir di tempat ini, di UC Online, Anda sedang memperbesar bagian kelayakan atau kesanggupannya.
UC Onliner, itulah yang bisa saya simpulkan tentang apa yang bisa kita tingkatkan sehingga kehendak kita sehingga mindset kita untuk melakukan sebuah usaha Entrepreneur dan memperbesarnya itu menjadi milik kita. Salam entrepreneur. Selamat berjuang. Semoga usaha Anda terus berkembang menjadi makin besar. 


Kenapa Kita Harus Tumbuh - Ciputra (Transkrip Video) T100


Baiklah. Saya sekali lagi bahagia ketemu dengan Anda semua. Karena setiap kali saya berbicara tentang entrepreneur, saya merasa punya semangat dan jiwa yang baru. Sebelum kita teruskan, janganlah lupa kita saling mengatakan Salam Entrepreneur. Khususnya hari ini kita berbicara Universitas Ciputra Entrepreneur Online, UCEO.
Hari topiknya adalah scale up. Pada waktu yang lalu bagaimana start up, memulai suatu perusahaan yang baru. Sekarang perusahaan sudah ada, tapi kita ingin tingkatkan. Nah, biasanya perusahaan itu ada dua macam. Dari pertama saya ingin memulai suatu perusahaan yang kecil, kemudian saya scale up menjadi perusahaan yang besar. Umumnya dilakukan oleh orang yang belum punya pengalaman dan tidak punya modal. Dimulai dari kecil terlebih dahulu. Kemudian perusahaan saya, karena saya kurang modal, selalu mulai pada yang kecil. Nah, yang kedua, dia punya modal, punya pengalaman, bikin persiapan sekaligus yang besar, dengan modal yang besar. Itulah dua macam tersebut atau ada macam-macam lain yang anda bisa terapkan. Khususnya pada hari ini, saya akan berbicara tentang yang pertama, strategi yang banyak terjadi di Indonesia. Anda dan saya kebanyakan tidak punya modal.
Marilah kita berbicara mengenai scale up yang mulai kecil kemudian menjadi besar. Scale up itu ada dua macam lagi. Ada saya memulai suatu perusahaan, sudah berjalan, saya delegasi kepada orang lain. Perusahaan ini membuka suatu bisnisnya yang baru. Jadi, dalam perusahaan itu scale up perusahaan menjadi besar, tetapi lebih dari satu macam usaha. Misalnya, kita mempunyai usaha property, nah untuk diversifikasi, dan juga untuk scale up, kita membuka perusahaan kelapa sawit. Atau di Ciputra Group membuka perusahaan IT. Komputer. Bisa dua macam. Perusahaan yang kecil tersebut biasanya perusahaan kecil, perusahaan menengah, perusahaan besar, tapi masih skala nasional. Dan itu kita lakukan di Ciputra Group. Sesudah itu kita menjadi perusahaan internasional, membuka cabang di Singapore, Vietnam, Kamboja, di Cina. Jadi, ada beberapa strategi yang bisa anda lakukan. Saya ingin memberi contoh.
Di Ciputra Group kita sudah melakukan pekerjaan yang cukup sukses dan dalam bidang property. Tetapi, property itu suatu bisnis yang sebagai gelombang. Seperti pelari marathon yang menempuh melalui lembah, melalui gunung. Ada naik turun. Ada jaman booming, ada jaman glooming, jadi, kita ingin diversification. Tadi itu perusahaan itu dalam bidang konstruksi jadi kalau timbul misalnya sesuatu booming, glooming, maka kita hanya terpaku pada satu jenis usaha saja. Dan kedua, bisnis itu hanya domestik, tidak internasional sehingga kita akan bisa terjebak seperti pada tahun 1998. Kita ingin bagaimana kita mau scale up Ciputra Grup. Tapi sebelum saya teruskan begini, saya ingin melakukan sesuatu biasanya kalau ada dua manfaat. Manfaat untuk keamanan daripada itu perusahaan secara diversification, tapi juga manfaat untuk bisnis menjadi lebih besar dan bisa yang ketiga untuk membentuk kader-kader yang baru.
Ada scale up kita mulai step by step. Misalnya satu project, tambah dua project. Project perumahan ditambah dengan project kantor, ditambah dengan mall, dan sebagainya. Jadi itu scale up. Tadi kami sudah sampaikan tentang scale up ke suatu bidang yang baru sama sekali. Itu tentu sangat sulit sekali.
Sekarang saya scale up yaitu dahulu kita hanya konsentrasi satu project Citra Garden yaitu Jakarta, kemudian kita ekspansi ke luar kota. Kemudian sudah ke luar kota beberapa kota kita lakukan, kita ke luar negeri. Ke Vietnam, ke Kamboja, ke RRC sekarang ini. Dulu pertama kali kita konsentrasi pada perumahan, township, tapi sekarang kita semua konsentrasi sampai township di komersil dan yang paling sulit dikomersil itu adalah superblok, di mana dalam satu bangunan, satu atap terdapat beberapa fungsi di sana daripada mall, kantor, hotel, kondominium, bahkan rumah sakit, dan sebagainya.
Jadi, inilah yang kita ingin lakukan. Nah, itu jenjangnya itu seperti naik tangga. Itu step by step. Sudah ini selesai mantap, sudah yakin walaupun belum selesai kita bisa beralih ke tangga berikut. Jangan sampai kalau sampai gagal, dan Anda sudah meloncat ke tempat yang lain, Anda tidak perlu selesai. Dan ada keyakinan betul bahwa ini misalnya kita membangun sebuah project, misalnya kita membangun dulu Mall Ciputra. Itu kita dari perumahan melangkah ke mall. Kita yakin mall ini akan sukses sekaligus kita bangun hotel dalam satu superblok. Jadi, inilah Anda harus bekerja dengan sistematis, punya rencana, dan sesudah Anda yakin, Anda meloncat. Tidak perlu Anda selesai.
Demikian juga kita ke luar negeri. Kita ke Vietnam. Belum selesai projectnya, kita sudah pindah ke Kamboja, belum selesai projectnya kita sidah pindah ke Cina, tapi harus bekerja yang penuh perhitungan dan keyakinan bahwa Anda, apa yang Anda lakukan yang lalu sudah bisa Anda delegasikan kepada orang lain dan membentuk tim yang baru. Dan itu yang kita lakukan. Saya harap Anda untuk scale up, ada yang tetap biasa membangun perumahan yang township seratus hektar, sekarang Anda membangun seribu hektar dan tetap perumahan. Nah, itu umumnya lebih mudah daripada dalam bidang property, dalam bidang perumahan, termasuk dalam bidang komersial. Umpama kata Ciputra World 1, itu terdapat lima jenis usaha dalam satu atap dan luasnya itu hampir kira-kira 600.000 meter2. Nah, inilah yang tidak mudah tapi Anda harus bekerja dengan perencanaan yang tepat dengan penuh keyakinan Anda bahwa Anda perhitungan yang tepat, Anda punya dasarnya tadi Integritas, Profesionalisme dan Entrepreneurship. Saya yakin Anda bisa berhasil.
Baiklah, ini sambutan kami pada hari ini. Sekali lagi dengan penuh keyakinan dan penuh harapan dan doa supaya Anda berhasil menjadi entrepreneur sejati.
Terakhir, Salam Entrepreneur. Semoga Tuhan menyertai kita semua.